Berkisar antara empat juta tahun sampai 20.000 tahun SM disebut juga zaman batu, karena pada masa itu manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan.
Selanjutnya pada abad ke 15- 6 SM, manusia telah menemukan besi, tembaga dan perak untuk berbagai peralatan, yang pertama kali digunakan di Irak.
Orang Yunani yang hidup pada abad 6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa suatu kebenaran lewat akal pikiran tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber kepada mitos.
Setelah abad ke 6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos.
Keadaan ini disebut suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikiran dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.
Timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle, yang nantinya akan dijadikan landasan peradaban dunia.
Tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani lahir yaitu :
1. Mitologi Bangsa Yunani
Kaya akan mitos seperti syair Homerus, Orpheus, dll.
2. Kesusastraan Yunani
Karya Homerus mempunyai kedudukan penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani
3. Pengaruh ilmu pengetahuan dari Babylonia di Lembah Sungai Nil
Filsafat muncul di Yunani karena di Yunani, tidak seperti daerah-daerah lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
The Father Of Phylosophy adalah Thales.
Perkembangan filsafat secara historis
- 1. Ancient Philosophy
Zaman Yunani kuno merupakan zaman keemasan filsafat. Hal ini disebabkan adanya kebebasan berfikir sehingga setiap orang berhak mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Para filosof cenderung menawarkan pemikiran rasional yang penuh dengan argumen yang logis yang dapat diterima akli sehat. Mereka tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa yunani tidak mau menerima begitu saja. Mereka lebih bersikap kritis terhadap fenomena. Zaman kuno meliputi zaman filsafat pra socrates di Yunani. Zaman Yunani kuno ini lazim disebut Filsafat alam. Karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam.
1. Thales
Orang yang mula mula berfilsafat sehinggga mendapat gelar bapak filsafat. Gelar itu di berikan karena mengajukan pertanyaan : “what is the nature of the wolrd stuff ?”.
Orang yang mula mula berfilsafat sehinggga mendapat gelar bapak filsafat. Gelar itu di berikan karena mengajukan pertanyaan : “what is the nature of the wolrd stuff ?”.
pertanyaan ini sangat medasar dan Thales sendiri yang menjawab sangat sederhana yaitu : “air”
2. Anaximander
2. Anaximander
Menyatakan bahwa bahan alam subtansi pertama itu bersifat kekal , dan ada dengan sendirinya. Menurut anaximander itu udara.
Alasannya : udara merupakan sumber dari segala kehidupan.
Alasannya : udara merupakan sumber dari segala kehidupan.
3. Phythagoras
Menyatakan bahwa segala sesuatunya berasal dari bilangan-bilangan
5. Democritos
Sekali lagi, terbuat dari apakah dunia ini? Dari atom, kata Leucippus. Democritos dari Abdera (420 SM) menyempurnakan pendapat Leucippus. Ia memulai dengan pertanyaan : apa yang di maksud dengan keniscayaan pada gerak atom ? apakah yang menentukan susunana atom-atom yang teratur ? dimanakah tempat atom-atom tersebut di dalam dunia ini ? jika semua hal terdiri dari atom, pikiran dan benda-benda pastilah sama dari atom, bagaiman keduanya bisa sama ?
Democritos setuju dengan Heraclitos dan Anaxagoras, namun ada perbedaan argument. Ia setuju pada Heraclitos bahwa alam ini terus berubah dan tak mungkin di sebabkan oleh apapun. Ia setuju dengan Anaxagoras bahwa alam ini terdiri pertikel-pertikel yang sangat kecil yang tak dapat di lihat mata serta jumlahnya tak terbatas, dan Democritos menamainya sebagai atom. Atom, dari kata A-tomos : “ tak dapat di bagi “. Democritos membayangkan ada unsure penyusun alam semesta yang tetap, tak terbagi, dan abadi. Atom di anggep sebagai asal, dan tak mungkin ada asal lain selain atom.
Menyatakan bahwa segala sesuatunya berasal dari bilangan-bilangan
5. Democritos
Sekali lagi, terbuat dari apakah dunia ini? Dari atom, kata Leucippus. Democritos dari Abdera (420 SM) menyempurnakan pendapat Leucippus. Ia memulai dengan pertanyaan : apa yang di maksud dengan keniscayaan pada gerak atom ? apakah yang menentukan susunana atom-atom yang teratur ? dimanakah tempat atom-atom tersebut di dalam dunia ini ? jika semua hal terdiri dari atom, pikiran dan benda-benda pastilah sama dari atom, bagaiman keduanya bisa sama ?
Democritos setuju dengan Heraclitos dan Anaxagoras, namun ada perbedaan argument. Ia setuju pada Heraclitos bahwa alam ini terus berubah dan tak mungkin di sebabkan oleh apapun. Ia setuju dengan Anaxagoras bahwa alam ini terdiri pertikel-pertikel yang sangat kecil yang tak dapat di lihat mata serta jumlahnya tak terbatas, dan Democritos menamainya sebagai atom. Atom, dari kata A-tomos : “ tak dapat di bagi “. Democritos membayangkan ada unsure penyusun alam semesta yang tetap, tak terbagi, dan abadi. Atom di anggep sebagai asal, dan tak mungkin ada asal lain selain atom.
- 2. Medievel Philosophy
Filsafat abad pertengahan lahirnya agama sebagai kekuatan baru.
Banyak filsuf yang lahir dari latar belakang rohaniawan. Dengan lahirnya agama-agama sebagai kekuatan baru, wahyu menjadi otoritas dalam. menentukan kebenaran. Sejak gereja (agama) mendominasi, peranan akal (filsafat) menjadi sangat kecil. Karena, gereja telah membelokkan kreatifitas akal dan mengurangi kemampuannya. Pada saat itu, pendidikan diserahkan pada tokoh-tokoh gereja yang dikenal dengan "The Scholastics", sehingga periode ini disebut dengan masa skolastik. Para filosof aliran skolastik menerima doktrin gereja sebagai dasar pandangan filosofisnya. Mereka berupaya memberikan pembenaran apa yang telah diterima dari gereja secara rasional.
Di antara filosof skolastik yang terkenal adalah Augustinus ( 354-430). Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada (creatioex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan.
Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus (1033--1109), yaitu credo utintelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.
Di antara filosof skolastik yang terkenal adalah Augustinus ( 354-430). Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada (creatioex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan.
Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus (1033--1109), yaitu credo utintelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.
- 3. Modern Philosophy
Zaman modern dimulai sejak adanya krisis pertengahan selama abad ke-14 dan abad ke-15, yang ditandai dengan muculnya gerakan Renaissance.
Puncak masa Renaissance muncul pada era Rene Descartes (1596-1650) yang dianggap sebagai Bapak Filsafat Modern dan pelopor aliran Rasionalisme. Argumentasi yang dimajukan bertujuan untuk melepaskan dari kungkungan gereja. Salah satu semboyannya "cogito ergo sum" (saya berpikir maka saya ada). Pernyataan ini sangat terkenal dalam perkembangan pemikiran modern, karena dianggap mengangkat kembali derajat rasio dan pemikiran sebagai indikasi eksistensi setiap individu. Dalam hal ini, filsafat kembali mendapatkan kejayaannya dan mengalahkan peran agama, karena dengan rasio manusia dapat memperoleh kebenaran.
Kemudian muncul aliran Empirisme, dengan pelopor utamanya, Thomas Hobbes (1588-1679) dan John Locke (1632-1704).
Aliran Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan dan pengenalan berasal dari pengalaman, baik pengalaman batiniah maupun lahiriah.
Aliran ini juga menekankan pengenalan inderawi sebagai bentuk pengenalan yang sempurna.
Di tengah bergemanya pemikiran rasionalisme dan empirisme, muncul gagasan baru di Inggris, yang kemudian berkembang ke Perancis dan akhirnya ke Jerman.
Di tengah bergemanya pemikiran rasionalisme dan empirisme, muncul gagasan baru di Inggris, yang kemudian berkembang ke Perancis dan akhirnya ke Jerman.
Masa ini dikenal dengan Aufklarung atau Enlightenment atau masa pencerahan sekitar abad XVIII M. Pada masa Aufklarung ini muncul keinginan manusia modern menyingkap misteri dunia dengan kekuatan akal dan kebebasan berpikir.
Tokoh filsuf yang sangat mengagungkan kekuatan akal dan dianggap sebagai Bapak Filsafat Modern adalah Rene Descartes. Pada abad ini dirumuskan adanya keterpisahan rasio dari agama, akal terlepas dari kungkungan gereja, sehingga Voltaire (1694-1778) menyebutnya sebagai the age of reason (zaman penalaran). Sebagai salah satu konsekuensinya adalah supremasi rasio berkembang pesat yang pada gilirannya mendorong berkem bangnya filsafat dan sains. Periode filsafat modern di Barat menunjukkan adanya pergeseran, segala bentuk dominasi gereja, kependetaan dan anggapan bahwa kitab suci sebagai satu-satunya sumber pengetahuan diporak-porandakan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa abad modern merupakan era pembalasan terhadap zaman skolastik yang didominasi gereja.